Archive for 2019

Gambar sebagai salah satu bentuk komunikasi visual mengalami diferensiasi klasifikasi. Beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut bentuk-bentuk seni gambar antara lain: Anime, Manga, Komik, Kartun, Karikatur, dan Cergam. Keenam istilah tersebut sering tercampuradukkan satu sama lain. Kerancuan pengertian antara Anime, Manga, Komik, Kartun, Karikatur, dan Cergam timbul karena keenam istilah tersebut sama-sama dipakai dalam bidang seni gambar dan belum memiliki batasan yang jelas dan masyarakat belum mempermasalahkan istilah-istilah tersebut secara teoritis.


1.MANGA
Hasil gambar untuk manga
Manga merupakan istilah lain dari cerita bergambar atau komik. Istilah manga berasal dari Jepang. Manga biasanya menceritakan tentang kebudayaan dan kehidupan masyarakat Jepang. Sebutan bagi orang yang membuat manga adalah mangaka.
2. ANIME
Hasil gambar untuk anime umaru
Anime merupakan istilah untuk menyebut film animasi khas Jepang. Anime merupakan singkatan dari animetion yang memiliki arti gambar bergerak yang terbentuk dari sekumpulan objek.
Biasanya, anime merupakan perwujudan animasi dari cerita manga. Namun, ada pula anime yang dibuat tanpa harus dibuat manganya terlebih dahulu. Dengan kata lain anime adalah sebutan karya animasi atau film kartun yang dibuat di Jepang.
3. KOMIK 
Gambar terkait
(Contoh Komik)

Will Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling (terbit tahun 1996) mendefinisikan komik sebagai tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Sebelumnya, di tahun 1989, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan sebagai “Susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi ide.” Sedangkan Scott McCloud mendefinisikannya  dengan pengertian sebagai berikut, “Komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi dalam urutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca.”

Tidak jauh berbeda dengan definisi McCloud, definisi komik seperti dikutip dari majalah BOBO adalah gambar yang disusun berurutan dan saling berhubungan.  Komik bisa dibuat dalam satu kotak atau lebih. Komik yang dibuat lebih dari satu kotak (panel, pen.) disebut komik strip. Ada juga yang dibuat bersambung dalam banyak kotak dan dibukukan, disebut buku komik. Dengan demikian jika didefinisikan secara sederhana, komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

4. KARTUN 
Hasil gambar untuk Kartun

Sedangkan istilah kartun menurut Sunarto berasal dari kata bahasa Inggris cartoon yang berarti kertas tebal yang digunakan untuk membuat sketsa rancangan dalam pembuatan  fresco (lukisan dinding). Pada tahun 1843, balaikota London mengadakan sayembara pembuatan cartoon untuk lukisan dinding gedungnya. Hasil karya para peserta dipamerkan di balaikota. Saat itu Majalah satir “Punch” memuat gambar sindir karya John Leech berjudul Cartoon No.1, memprotes gagasan Balaikota yang dianggap pemborosan. Punch merupakan majalah satir yang menjadi media kritik kebijakan pemerintah yang tidak sesuai aspirasi masyarakat. Sejak itu kata cartoon mulai dipakai untuk menyebut gambar sindir. Secara sederhana, Sunarto mendefinisikan kartun sebagai “Gambar yang berisi kritikan, cerita jenaka, atau humor. Kartun biasa digambar dalam satu panel dengan atau tidak disertai kalimat penjelas (caption).

Salah satu fungsi yang dimiliki kartun adalah untuk menyindir. Hal ini bisa disamaartikan dengan mengkritik. Paradopo menyatakan, “Kritik dalam artinya yang paling tajam adalah penghakiman (judgement). Sebagai penghakiman, kritik merupakan hasil pertimbangan terhadap situasi yang terjadi. Kartun dapat menampilkan satir dari peristiwa aktual dan ejekan terhadap berbagai tingkah laku yang memasyarakat dan merupakan alat protes dalam bentuk banyolan. Bonneff secara luas mengungkapkan bahwa tokoh di dalam kartun yang sama dari hari ke hari, dari minggu ke minggu seringkali menjadi juru bicara kritik sosial atau sebaliknya, menjadi korban dari sebuah sistem. Di tengah banyolan, tokoh yang sangat dikenal itu membentuk ciri khas, berjuang dalam kehidupan sehari-hari yang penuh suka duka. Tokoh tersebut juga bergerak dalam lingkungan sehari-hari, punya kenalan, kerabat, dan kenalan—bergantung pada suasana yang ingin diciptakan kartunis.
Fungsi kritik tersebutlah yang menjadikan kartun sebagai salah satu modal media massa/pers dalam melakukan kritik terhadap situasi politik atau sosial yang sedang berkembang. Media massa/pers yang selain memiliki fungsi menyampaikan informasi, juga berfungsi sebagai media hiburan, media pendidikan, media propaganda, alat kontrol terhadap pemerintah atau jalannya pemerintahan—dirujuk dengan istilah ‘anjing penjaga’ (watch dog)—dan juga sebagai alat dokumenter sejarah kehidupan masyarakat tertentu secara sinkronis. Dalam menjalankan fungsinya, media massa tidak hanya memproduksi berita, tetapi juga editorial, foto, iklan, dan lain sebagainya termasuk kartun.

Berdasarkan sasaran kritik, Hidayat menggolongkan kartun menjadi tiga jenis, yaitu: 1) kartun politis, merupakan kartun yang mengangkat permasalahan politik yang sedang terjadi. Kartun jenis ini biasa terdapat di media massa, digunakan untuk menyampaikan pandangan politis suatu media; 2) kartun sosial, merupakan kartun yang mengangkat permasalahan sosial yang terjadi. 3) kartun moral, merupakan kartun yang digunakan untuk mengungkapkan suatu nilai moral tertentu.

Adapun ragam kartun antara lain: 1) kartun murni (gags cartoon), kartun yang dimaksudkan sebagai gambar lucu untuk mengolok-olok tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual; 2) kartun animasi, kartun yang dapat bergerak atau hidup, yang terdiri dari susunan gambar yang direkam dan ditayangkan di televisi atau layar film, disebut juga film kartun; 3) kartun komik, kartun yang terdiri atas kotak-kotak (panel) yang menampilkan alur cerita; 4) kartun editorial (editorial cartoon), kartunyang  menitikberatkan misinya pada kritik dan yang merupakan visualisasi editorial/ tajuk rencana sebuah media cetak; 5) kartun politik (political cartoon), kartun yang  menitikberatkan sasarannya pada masalah-masalah politik.

5. KARIKATUR

Kata karikatur berasal dari bahasa Italia, caricature/caricatura yang berarti memuat, istilah ini diperkenalkan oleh Sir Thomas Browne di majalah Christian Morals pada tahun 1716. Setiawan mengemukakan, “Karikatur merupakan potret wajah yang diberi muatan lebih sehingga anatomi wajah tersebut terkesan distortif kerena mengalami deformasi bentuk, namun secara visual masih dapat dikenali bentuknya.” Sedangkan Sudarta menyatakan, “Karikatur merupakan deformasi berlebihan atas wajah seseorang, biasanya orang terkenal, dengan ‘mempercantik karakter'.Hasil gambar untuk Karikatur
Secara sederhana, karikatur didefinisikan sebagai ilustrasi humor yang melebih-lebihkan atau menyimpang dari bentuk dasar dari manusia (biasanya selebritis atau politikus) atau sesuatu yang diidentikkan atau memungkinkan untuk diidentifikasi dengan kesamaan penggambaran. Karikatur jika sudah diberi beban pesan, kritik, dan sebagainya adalah bagian dari kartun opini. Dengan kata lain, karikatur yang membawa pesan kritik sosial, yang muncul di setiap penerbitan surat kabar adalah political cartoon atau editorial cartoon, yakni versi lain dari editorial, atau tajuk rencana dalam versi gambar humor.

6. CERGAM
Hasil gambar untuk Cergam

Cergam atau cerita bergambar adalah cerita yang menjadi inti dari ceritanya adalah narasinya, sedangkan gambar hanya sebagai ilustrasi pelengkap. Gambarnya hanya sebagai ilustrasi dari cerita yang ada dan tidak terjungtaposisi, tetapi hanya menceritakan salah satu adegan dalam sebuah cerita.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keempat istilah komik, kartun,  karikatur dan Cergam memiliki makna yang berbeda. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa dalam beberapa panel sehingga membentuk jalinan cerita. Dan kartun adalah gambar yang berisi sindiran, kritikan, cerita jenaka, atau humor dan digambar dalam satu panel.  Karikatur adalah kartun yang mendeformasi bentuk lahiriah seseorang dengan tujuan tertentu. Sedangkan Cergam adalah gambar yang telah berfungsi sebagai illustrasi dalam suatu cerita.

Pengertian Anime, Manga, Komik, Kartun, Karikatur, dan Cergam

Posted by : Ryzz 0 Comments

Gimana nggak, dulu setiap anak pasti rela bangun pagi di hari Minggu demi nonton kartun-kartun ini. Simak yuk 6 kartun asal Jepang yang sempat ngehits di tahun 90an.

1. CHIBI MARUKO CHAN



Siapa sih yang nggak kenal dengan anak kecil berambut pendek dan berponi depan ini? Yup, dia adalah Chibi Maruko Chan. Kartun ini diangkat dari komik manga karangan Momoku Sakura yang menceritakan kehidupan anak kecil berusia 9 tahun yang duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar.
Ber-genre komedi, kartun ini dulu digemari anak-anak generasi 90an karena ceritanya yang lucu dan sederhana. Chibi Maruko Chan dulu disiarkan oleh stasiun TV nasional RCTI dan komiknya juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

2. CARDCAPTOR SAKURA


Cardcaptor Sakura menceritakan usaha Sakura Kinomoto untuk mengumpulkan kembali kartu-kartu yang secara tidak sengaja didapatnya saat membuka sebuah buku.


Dalam usahanya mengumpulkan kembali Clow Reed tersebut, Sakura mengalami rintangan. Kartun ini juga dibumbui sisi roman dengan hubungan antara Sakura dan Syaoran Li. Kartun anime ini sempat ditayangkan di Indonesia dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2000. Wah, jadi kangen deh!

3. HAMTARO


Generasi 90an pasti hafal betul dengan hamster lucu pemakan biji bunga matahari satu ini. Berbeda dengan kartun lainnya yang tokohnya manusia, kartun Hamtaro menceritakan kehidupan seekor hamster bernama Hamtaro dan teman-temannya. Hamtaro sendiri merupakan hewan peliharaan dari Laura, seorang gadis berusia 11 tahun. Soundtrack kartun ini juga masih melekat di benak banyak orang dengan liriknya berikut ini. 
ya hamtaro tidur...hamtaro tidur di mana saja
apa yang paling dia senangi..
biji bunga matahari..
Hayo, kamu pasti langsung auto nyanyi deh.

4. HACHI SI LEBAH (Honey Bee Hutch)



mama...mama...di manakah kau berada....
Hayo, siapa nih yang langsung nyanyi lagu ini? Penggalan lagu tema dari kartun Hachi sepertinya masih terngiang-ngiangd di benak banyak anak 90-an, nih. Kartun yang satu ini menceritakan petualangan seekor lebah kecil bernama Hachi dalam upayanya mencari ibunya si Ratu Lebah.
Kartun asal Jepang yang berjudul asli 'The Adventures of Hutch the Honeybee' ini sukses membuat generasi 90-an menitikkan air mata saat menonton kartunnya. Pasalnya banyak rintangan dan kesialan yang dihadapi Hachi si lebah kecil yang lucu ini.

5. NINJA HATORI



Generasi 90an tentu masih ingat dong dengan ninja kecil berwajah lucu yang selalu membawa samurai di punggungnya ini. Berbaju biru, ninja yang bernama asli Hattori Kanzo ini menjadi bagian dari keluarga Kennichi Mitsuba.
Cerita terus bergulir menceritakan pertemanan di antara keduanya dan bagaimana Hatori selalu berupaya membantu masalah-masalah yang dihadapi Kennichi. Sekilas, cerita kartun ini mirip-mirip cerita kartun Doraemon. Meski demikian, kartun Ninja Hatori tetap memiliki penggemarnya tersendiri. Kartun ini sempat disiarkan di saluran televisi RCTI dan Spacetoon. 

6. P-MAN



 Buat generasi 90an yang suka dengan cerita superhero pasti tahu dong dengan kartun satu ini. Kartun berjudul P-Man menceritakan kehidupan seorang anak laki-laki bernama Mitsuo Suwa yang dipilih untuk menjadi superhero P-Man. Mitsuo dipilih oleh superhero Superman atau Birdman yang memberinya helm dan jubah khas P-Man.
Dalam menjalankan misinya, P-Man dibantu oleh ketiga temannya. Nggak cuma itu, kartun ini juga menceritakan kisah cinta antara P-Man dengan Pako. Karakter P-Man ini juga muncul dalam kartun Ninja Hatori lho tapi dalam bentuk komik yang sering dibaca oleh tokoh Kennichi. 

6 Kartun Jepang 90an Mengenang Masa Kecil

Posted by : Ryzz 1 Comment

- Copyright © SEPUTAR KARTUN - Powered by Blogger - Designed by Ryzz -